Kerikil Mimpi

0



Ku bermimpi berjalan diatas kerikil dan jurang di tepi,

Kuberjalan dengan seorang wanita namun entah siapa,
Ku berjalan dan berkata hingga, kubalikan badan ini,
Ternyata wanita itu tertinggal dan berkata,
Akupun berkata lalu saling memandangi,
Kami pun saling bergandeng tangan menapaki jalan kerikil yang entah akan kemana,


Adakalanya aku harus berjalan dimana di kiri dan kananku adalah jurang dan di belakangku adalah seorang perempuan yang bahkan belum pernah sama sekali berjumpa dan dilain waktu aku bermimpi seperti itu lagi hingga setelah berjalan melalui setapak panjang kutemukan suatu cahaya di kegelapan

Sebuah Pepatah Tentang Memberi

0

Gunung Burangrang


Bekas hujan kemarin sore maih terasa becek dan udara masih terasa segar dan hawa dingin pun masih menyelimutiku, hari ini aku berdiri disuatu tempat yang menyimmpan suatu keindahan sekaligus kegananasan alam yah tempat itu adalah gunung burangrang dimana banyak dikatan kalau gunung ini adalah bekas dari gunung sunda purba yang terkenal ketika ia meletus menyumbat aliran sungai citarum sehingga menjadi tersumbat maka jadilah danau bandung, bandung = bendung.

Terlepas dari itu semua aku berkemas lalu pergi menuju hutan rimba pundak berat menumpu tas ransel tak berselang lama aku berjalan kabut dari jauh terlihat merayap-rayap lalu ia melahap apa ang ada didepannya sehingga apa yang aku lihat didepan hanyalah putih, kabut itu tak lupa menyapa dan membelaiku sehingga aku rasakan dingin, ku duduk setelah membentangkan flysheet ukuran 2x2 meter berwarna biru dan mengikatkan ujung-ujungnya di batang pohon sehinnga terlihat seperti sebuah atap datar, airpun mulai bercucuran dari langit namun aku tidak terlalu khawatir dengan hujan ini karena sudah terlindungi oleh flysheet itu, hujan gerimis ini tidak kunjung reda juga yang aku lakukan hanyalah melamun dipan perapian sambilmendekatkan tanganku ke api untuk menjaga tetap hangat ,lamunanku pecah ketika seseorang menyapaku

"Permisi kang boleh ikut neduh disini ?"
"Oh, iya silahkan mas" sapaku

akhirnya aku pun tidak lagi sendiri setelah kedatangan roni ,yah itulah namanya ia seorang mahasiswa di salah satu universitas didaerah bandung,kami berbincang cukup lama saling kenalan ,tapi hujan tidak juga kunjung reda aku putuskan untuk tidak turun lahipula logistik pun masih banyak yang tersisa akupun dirikan tenda.

Malam pun tiba aku sudah tertidur pulas di dalam tenda hingga suara gaduh membuatku terbangun ternyata ini sudah pagi dan mentari pun hampir muncul.

Setelah sunrise aku siapkan makan dan setelah itu aku kemasi barang-barangku akupun kembali turun, setelah cukup lama perjalanan turun aku sejenak diam hingga seorang tukang kebun mungkin bersama anaknya(Umur 17 Thn-nan) datang aku pun tersenyum pada mereka ,mereka membalasnya hingga aku mengobrol dengan si bapak itu

"Kamu Naik Gunung Sendiri Aja De?" Tanya Si Bapak
"Iya Pak" Jawabku
"Kenapa Kamu Naik Gunung?Untuk Apa?" Tanya Si Bapak Lagi
Aku hanya tersenyum nyegir ketika ditanya seperti itu, dalam hati ku menjawab "Untuk menjadi seseorang yang lebih baik,tidak sombong dam egois"
"Asal Kamu tahu de, bahwasannya gunung yang menjulang tinggi tidak pernah sombong dengan kegagahannya namun manusia yang tidak punya apa-apa ia sombong terhadap sesama dan tuhannya"
Aku hanya megganguk-anguk saja
"Jadilah seperti alam yang tidak pernah meminta lebih namun dapat memberi banyak manfaat"


Pendakian kala itu ke burangrang menjadi pendakian yang cukup berkesan apalagi setelah bertemu sang bapak yang telah memberikan suatu pelajaran berharga.

Gunung Guntur Dan Diriku

0

Gunung

Takala gelap mulai merayap ketika itu dan rasa dingin mulai merasuki tubuh semerbak bau ilalang tercium dan kerlap-kerlip lampu kota mulai terlihat dari sini dari pos 3 gunung guntur namun semua keindahan dan ketenanagan itu semua seakan hilang ketika udara semakin dingin dan langit yang bertaburan bintang mulai terhalang awan tidak seberapa lama langit pun mulai menyucurkan airnya sehingga air itu mulai membasahiku dan tanah kerikil di seitarku ,hujan semakin membesar dan terus membesar hingga halilintar seakan ada diatas kepalaku aku hanya bisa berharap cemas di dalam tenda mungkin karena sudah lelah aku mulai berbaring dan akhirnya terlelap didalam gelap.
Tiba-tiba saja aku bangun dari tidurku mataku langsung saja terbuka dari mimpi-mimpiku aku menghela nafas kulihat jam tanganku ternyata sekarang adalah jam 3 subuh, hal pertama yang aku pikirkan adalah menbangunkan temanku untuk mengajaknya ke puncak gunung itu ya gunung guntur setelah temanku terbangun dan persiapan telah siap derap kaki kami mulai diuji oleh alam ketika kami melangkah disanalah mungkin ada harapan ketika kami melangkah rasa lelah hinggap padahal puncak ada diatas disanalah aku mengerti bahwa pendakian bukan hanya tentang puncak , setelah berjuan hampir selama +- 2 jam menembus pasir kerikil di medan yang menanjak akhirnya kami sampai dipuncak 1 gunung guntur, aku rebahkan tubuhku melihat indahnya garut ditemani angin dan ilalang.
Nafasku tersenggal begitu pula nafas teman-temanku jantungku berdebar-debar rasa lelah menghampiri tubuh namun semua itu tidak berarti ketika kubalikan badan kebelakang kulihat sang mentari mulai merayap keluar dari ufuk timur warna terangya membuatku terasa kagum, kagum kepada penciptanya,aku pun duduk sambil meluruskan kakiku kunikmati sunrise di puncak 2 gunung guntur kuhirup udara segar ku ingin berenang diantara awan--awan bergelomabang di kejauhan.